Petani Gagal Panen Akibat Banjir, DPRD Berau Desak Pemerintah dan Perusahaan Turun Tangan

TANJUNG REDEB, BorneoPost – Banjir yang melanda tiga kampung di Kabupaten Berau, yakni Bena Baru, Pegat Bukur, dan Inaran, tidak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga menghantam sektor pertanian. Ratusan hektare lahan sawah dan kebun sayur yang selama ini menjadi sumber utama penghidupan warga terendam air, menyebabkan para petani gagal panen.

Kondisi ini memantik perhatian serius dari DPRD Berau. Ketua Komisi II, Rudi P Mangunsong, menyatakan keprihatinannya terhadap para petani yang kini kesulitan memulai kembali aktivitas bercocok tanam.

“Lahan pertanian mereka habis terendam. Di Pegat Bukur, Bena Baru, dan Inaran, hampir tak ada lagi sawah yang bisa langsung digarap. Ini jelas memukul ekonomi petani,” ungkap Rudi, Minggu (22/6/2025).

Ia mendorong pemerintah daerah untuk segera turun tangan. Tidak hanya melalui bantuan langsung, tetapi juga dengan mengajak perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sekitar wilayah terdampak untuk turut peduli.

“Solidaritas sosial dari masyarakat dan keterlibatan dunia usaha sangat dibutuhkan. Pemerintah daerah juga harus proaktif menyusun langkah-langkah pemulihan, baik jangka pendek maupun jangka panjang,” tegasnya.

Tak hanya itu, Rudi juga menekankan pentingnya momen penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) agar tidak melupakan sektor pertanian yang rentan terhadap bencana. Ia menilai, perubahan iklim dan kondisi geografis yang semakin ekstrem harus diantisipasi dengan kebijakan berbasis mitigasi.

“Sudah saatnya program antisipasi bencana masuk dalam RPJMD, khususnya untuk pertanian dan perkebunan. Jika tidak, petani akan terus menjadi korban setiap kali bencana datang,” pungkasnya.(Adv).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *