Berau, BorneoPost- Wakil Ketua II DPRD Berau, Sumadi, mendesak Dinas Pendidikan mengambil langkah konkret dalam memperkuat deteksi dini terhadap siswa yang menunjukkan perilaku berisiko. Seruan ini mencuat usai kembali menjadi sorotan publik kasus dugaan pelecehan seksual yang menyeret seorang tokoh berprestasi dan melibatkan belasan anak di bawah umur.
Sumadi menilai, lemahnya pengawasan terhadap perilaku siswa bisa membuka celah terjadinya tindakan menyimpang. Ia mencontohkan langkah sejumlah daerah yang lebih dulu menerapkan sistem pembinaan khusus bagi siswa yang menunjukkan indikasi perilaku tertentu.
“Dinas Pendidikan bisa menginventaris siswa yang imajinasinya mulai mengarah kepada hal-hal yang tidak wajar, agar mereka mendapat pembinaan sejak awal. Jangan sampai kita kecolongan lagi,” tegasnya.
Menurut politisi PKS itu, pengenalan awal terhadap perilaku anak sangat penting, terutama ketika kontrol keluarga dan lingkungan tidak berjalan optimal. Ia menekankan bahwa perilaku menyimpang tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi muncul karena adanya kesempatan dan lemahnya pengawasan.
“Pelanggaran itu muncul karena ada kesempatan yang tidak dikendalikan oleh orang tua maupun lingkungan sekitar,” lanjutnya.
Selain deteksi dini, Sumadi juga meminta seluruh lembaga yang bersentuhan langsung dengan aktivitas anak untuk lebih aktif menggelar kegiatan pembinaan. Ia mendorong agar sekolah maupun organisasi terkait rutin memberikan edukasi mengenai norma agama, etika pergaulan, serta bahaya perilaku menyimpang.
“Harus rutin diadakan. Bahayanya, dosanya, konsekuensinya disampaikan dengan jelas. Termasuk memberikan pelatihan kepada anak-anak,” tutupnya.
Arifin/Adv












