Angka Putus Sekolah di Jenjang Dasar Disorot DPRD Berau, Pemkab Diminta Ambil Langkah Konkret

BERAU – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Berau menyoroti tingginya angka putus sekolah di jenjang pendidikan dasar. Kondisi ini dinilai menjadi perhatian serius yang harus segera ditangani oleh pemerintah daerah.

Ketua Komisi II DPRD Berau, Rudi P Mangunsong, menyampaikan keprihatinannya terhadap fenomena tersebut. Ia menegaskan bahwa anak-anak usia sekolah dasar seharusnya mendapatkan akses pendidikan yang layak dan tidak terhambat oleh berbagai faktor.

“Masih tingginya angka putus sekolah ini cukup memprihatinkan, apalagi terjadi pada jenjang dasar yang seharusnya menjadi pondasi utama pendidikan anak,” ujar Rudi kepada wartawan, Senin (16/6/2025).

Rudi menilai, Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Pendidikan (Disdik) harus segera mengambil langkah konkret untuk menurunkan bahkan menghapus angka putus sekolah di wilayah Bumi Batiwakkal. Menurutnya, target yang dipasang oleh Disdik Berau untuk menghapus putus sekolah harus diiringi dengan kebijakan yang menyentuh akar permasalahan.

Ia juga mendorong adanya program-program intervensi langsung seperti beasiswa, dukungan transportasi untuk daerah terpencil, hingga edukasi bagi orang tua mengenai pentingnya pendidikan dasar.

“Jangan hanya memasang target, tapi tidak dibarengi upaya nyata di lapangan. Pemkab harus turun langsung dan melihat kondisi masyarakat, terutama di wilayah pedalaman dan pesisir,” tegasnya.

DPRD Berau, kata Rudi, siap mendukung dari sisi regulasi maupun anggaran, selama kebijakan yang diambil memang menyentuh kebutuhan masyarakat dan mampu meningkatkan angka partisipasi sekolah di daerah.

Diketahui, Pemkab Berau melalui Disdik telah menetapkan target jangka menengah untuk menurunkan angka putus sekolah secara bertahap, namun masih terdapat tantangan dalam pelaksanaannya, mulai dari kondisi geografis, ekonomi keluarga, hingga kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan.

Rudi berharap, sinergi antara eksekutif, legislatif, dan masyarakat dapat menjadi kunci dalam menyelesaikan persoalan klasik ini, agar tidak ada lagi anak-anak di Berau yang terpaksa berhenti mengenyam pendidikan.(Adv).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *