BERAU, BorneoPost – Bagi masyarakat pesisir Berau, khususnya suku Bajau, kue sarang semut bukan sekadar camilan, melainkan bagian dari identitas budaya yang dikenal dengan sebutan “Jaa”. Kini, kudapan manis bertekstur khas itu semakin mudah dijumpai wisatawan, tanpa harus menyeberang jauh hingga ke Derawan atau Maratua.
Sosok di balik popularitasnya adalah Nurul Huda, pemilik brand “Bunda Nurul”, yang dengan tekun meneruskan usaha keluarga sekaligus melestarikan warisan kuliner lokal tersebut.

“Banyak pelanggan lama yang tetap mencari kue sarang semut ini. Selain untuk penghasilan, saya ingin menjaga warisan budaya sekaligus memudahkan wisatawan membawa pulang oleh-oleh khas Berau,” ujar Nurul, yang kini memproduksi dari Kampung Tanjung Batu.
Meski mempertahankan resep turun-temurun dengan alat tradisional, Nurul berinovasi pada sisi kemasan. Produk Bunda Nurul kini hadir dengan full printing packaging yang lebih higienis dan modern, jauh dari kesan sederhana standing pouch bening seperti dulu. Produksi dilakukan rutin 3–4 kali seminggu agar selalu fresh, dengan harga yang fleksibel sesuai kebutuhan pelanggan.

Tak heran, “Jaa” ini digemari semua kalangan, termasuk anak-anak, karena bentuknya menyerupai sarang lebah berwarna cokelat pekat yang menggoda. Dari pasar lokal hingga wisatawan, kue ini selalu jadi incaran sebagai buah tangan khas Berau.
Dalam hal pemasaran, Nurul memanfaatkan media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, hingga TikTok, serta bergabung dengan Grab Merchant. Produk juga tersedia di swalayan dan toko modern di Tanjung Redeb, seperti Nuril Jaya, Unggul Mart, Mardhatillah Mart, hingga Toko 24 Jam Durian 3. Setiap Minggu, Nurul pun hadir di Car Free Day Tepian Segah dengan kemasan standing pouch.
Perjalanan usaha ini tak lepas dari dukungan berbagai pihak. PT Berau Coal, misalnya, membantu menyediakan kemasan modern melalui Rumah Kemas Batiwakkal, sementara pemerintah daerah mendampingi lewat pelatihan, legalitas usaha (NIB, PIRT, sertifikat halal, hingga pengajuan HAKI), dan fasilitas dari Pertamina Rumah BUMN Berau.
Bahkan, pada 2025 Nurul berhasil lolos sebagai peserta Pertamina UMK Academy Nasional untuk sektor Food & Beverage. “Harapan saya, pemerintah dan UMKM bisa terus bersinergi, baik dari pelatihan maupun permodalan,” ucapnya.
Tak berhenti di situ, Bunda Nurul juga berkolaborasi dengan UMKM lain seperti Mayas, King Madu Borneo, dan ZalDin. Mereka menghadirkan paket hampers oleh-oleh yang memadukan berbagai produk khas Berau dalam satu wadah menarik.

Ke depan, Nurul bertekad memperluas jangkauan hingga ke Teluk Bayur dan Gunung Tabur. “Saya ingin produk ini mudah diakses masyarakat luas, bukan hanya sekitar Tanjung Redeb,” katanya.
Bagi yang ingin memesan, produk Bunda Nurul dapat ditemukan di:
Facebook: Nurul Huda (Fachry Fiqri)
Instagram: @nurulhuda.12
WhatsApp: 0822-5400-4140
Dengan semangat melestarikan “Jaa”, kue sarang semut khas suku Bajau, dan berani berinovasi, Bunda Nurul kini menjadi salah satu ikon UMKM Berau. Usahanya bukan hanya menghadirkan oleh-oleh lezat bagi wisatawan, tetapi juga menjaga agar cita rasa budaya lokal tetap hidup lintas generasi.