Catatan Perjalanan Umrah Gelombang III PT PMB dan PT PASN Berau (6): Bisa Pakai Rupiah, Koper Jadi “Beranak”

Membagikan oleh-oleh sudah menjadi ciri khas jemaah haji dan umrah asal Indonesia. Makanya tak heran jika barang bawaan bakal jauh lebih banyak saat kepulangan ke Tanah Air.

YUDHI PERDANA, Makkah

IBADAH inti sudah dilaksanakan. Azan Subuh pun sudah berkumandang. Istirahat sekadar meluruskan badan belum sempat dilakukan. Sebagian jemaah memilih kembali memenuhi panggilan ibadah di Masjidil Haram.

Hanya sempat minum teh panas dan ganti baju, masing-masing jemaah sudah bergegas kembali ke masjid. Rasa kantuk seolah hilang, walau belum ada tidur semalaman. Yang turun lebih cepat, lebih beruntung karena masih bisa masuk ke dalam masjid. Yang baru turun saat azan, mau tidak mau harus Salat Subuh di pelataran masjid.

Hari kedua di Makkah tak juga dimanfaatkan untuk berlama-lama beristirahat. Hanya waktu di antara sarapan pagi hingga menjelang Zuhur saja yang dimaksimalkan untuk tidur sejenak. Sebab usai Zuhur dan makan siang, beberapa jemaah, khususnya laki-laki langsung kembali mengenakan pakaian ihram. Agar bisa turun ke mataf untuk melaksanakan tawaf sunnah dan salat Asar di depan ka’bah.

Ya, salat berjemaah di depan ka’bah menjadi kesempatan paling baik bagi jemaah untuk bisa menyentuh dan berdoa kepada Allah SWT di sekitar baitullah. “Karena kalau habis salat, kita bisa langsung di depan masuk ke ka’bah,” ujar Dana, salah satu jemaah umrah gelombang III PT Prima Mas Berau (PMB) dan PT Prima Anugerah Sejahtera Nusantara (PASN) bersama Arminareka Perdana.

Rutinitas ibadah menjadi pengisi waktu selama di Makkah, sambil sesekali mencoba peruntungan untuk menyentuh dan mencium hajar aswad di salah satu sudut ka’bah, hingga menunaikan salat sunah di Hijir Ismail.

Namun dalam beberapa hari di Makkah, sebagian besar jemaah juga menyempatkan waktu untuk berbelanja. Untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan buah tangan untuk teman dan keluarga.

Jemaah Indonesia memang cukup dimanjakan dalam bertransaksi jual-beli di Arab Saudi. Sebab bukan hanya mata uang riyal yang bisa digunakan, mata uang rupiah pun diterima para pedagang. Malah seperti beberapa pasar di Indonesia, misalnya Pasar Tanah Abang, para pedagang langsung meneriaki para jemaah yang berjalan di depan kiosnya. “Jokowi-Jokowi,” ujar para pedagang yang menandakan uang rupiah bisa digunakan.

Kemudahan-kemudahan dalam bertransaksi juga yang membuat banyak jemaah terpaksa membeli koper tambahan selama di Makkah. “Beranak koper wal,” ujar salah satu jemaah.

Selain pusat perbelanjaan yang menjadi satu gedung dengan hotel, tour leader juga menunjukkan kepada jemaah salah satu pasar murah yang ada di Makkah. Pasar Kakiyah. Semua jenis barang yang sering dijadikan oleh-oleh para jemaah Indonesia dijajakan di sana. “Murah-murah di pasar ini,” terang Husnia, salah satu tour leader yang mendampingi rombongan jemaah bus 85.

Sedikit demi sedikit berbelanja, baru terlihat sangat banyak jelang hari kepulangan. Sebab dua koper pembagian untuk masing-masing jemaah sudah tidak cukup lagi menampung semua barang yang dimiliki.

Keuntungan bebas biaya bagasi yang membuat kebanyakan jemaah tak ragu untuk berbelanja. “Rata-rata memang tambah koper. Ada yang satu ada yang dua koper. Ada juga yang lebih lagi,” terang Rama, tour leader lain di rombongan bus 85.

Kegiatan berbelanja juga banyak yang tidak direncanakan. Saat tur ke Padang Arafah, banyak pedagang kaki lima yang berhasil membuat jemaah kembali merogoh koceknya. Para pedagangnya juga cukup agresif dalam meyakinkan jemaah untuk membeli dagangannya. Bahkan ada yang sampai menaiki bus jemaah. “Padahal tujuannya ke sini cuma tur sambil berdoa di Arafah. Buliknya tetap jua bawa kantongan,” timpal Gufron, salah satu jemaah di bus 85.

Menurut salah satu jemaah, umrah jelang Ramadan juga menjadi salah satu pemicu banyaknya barang belanjaan jemaah. “Karena sekalian belanja baju dan kebutuhan lebaran lain. Mumpung belanjanya di sini (Arab Saudi, red),” terangnya. (*/bersambung/sam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *