TANJUNG REDEB, BorneoPost – Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui program beasiswa kembali mendapat perhatian dari kalangan legislatif. Setelah sebelumnya menggulirkan program Beasiswa Berau Cerdas bagi pelajar berprestasi, tahun ini Pemkab kembali mengalokasikan anggaran untuk membantu peserta didik dari keluarga kurang mampu di jenjang pendidikan dasar, mulai dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Langkah ini mendapat apresiasi dari Anggota DPRD Berau, Ratna Kalalembang. Namun, ia menekankan agar pemerintah daerah memastikan penyaluran bantuan tersebut benar-benar tepat sasaran dan memberikan dampak nyata bagi keberlangsungan pendidikan anak-anak penerima manfaat.
“Program beasiswa bagi peserta didik kurang mampu ini sangat baik, tapi yang lebih penting adalah pengawasannya. Jangan sampai bantuan yang tujuannya meringankan beban keluarga miskin justru tidak tepat sasaran. Pemerintah harus memastikan penerimanya benar-benar mereka yang membutuhkan,” tegas Ratna, saat ditemui di Tanjung Redeb.
Ia menjelaskan, beasiswa tersebut berperan besar dalam menekan angka putus sekolah di tingkat dasar. Sebab, bagi banyak keluarga di Berau, terutama di daerah pedalaman dan pesisir, biaya pendidikan masih menjadi beban berat. Dengan adanya bantuan tersebut, anak-anak memiliki kesempatan lebih besar untuk menuntaskan pendidikan dasar mereka.
“Beasiswa ini jelas sangat membantu orang tua. Dengan bantuan itu, kebutuhan anak seperti buku, tas, sepatu, dan seragam sekolah bisa terpenuhi. Artinya, beasiswa ini bukan sekadar angka di atas kertas, tapi punya dampak sosial yang besar jika disalurkan dengan benar,” ujarnya.
Lebih jauh, Ratna menilai bahwa keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari jumlah penerima, tetapi dari keberlanjutan dampaknya. Ia mendorong Pemkab Berau untuk tidak hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga melakukan evaluasi rutin terhadap pelaksanaan program.
“Harus ada pengawasan dan evaluasi yang jelas. Misalnya, apakah bantuan itu benar-benar membantu anak-anak untuk terus sekolah, atau malah berhenti di tengah jalan. Pemerintah juga bisa menggandeng pihak sekolah dan masyarakat dalam proses verifikasi penerima agar lebih transparan,” imbuhnya.
Ratna juga menekankan pentingnya sinergi antara Dinas Pendidikan, pihak sekolah, dan pemerintah kecamatan agar data penerima beasiswa valid dan terbarui. Menurutnya, koordinasi lintas sektor menjadi kunci agar tidak ada tumpang tindih penerima bantuan, serta memastikan bahwa anak-anak yang benar-benar membutuhkan tidak terlewatkan.
“Program pendidikan harus berjalan dengan sistem yang kuat. Jangan sampai hanya karena lemahnya koordinasi, ada anak yang layak tapi tidak mendapatkan bantuan,” tambahnya.
Selain itu, ia berharap program beasiswa tersebut dapat menjadi jembatan menuju pemerataan akses pendidikan di seluruh wilayah Berau. Ia mengingatkan, pembangunan sumber daya manusia tidak bisa berjalan efektif tanpa dukungan pendidikan yang merata dan inklusif.
“Investasi terbaik daerah adalah pada pendidikan anak-anaknya. Karena dari merekalah masa depan Berau ditentukan. Maka program seperti ini harus dijaga keberlanjutannya, diperluas cakupannya, dan terus diperbaiki mekanismenya,” pungkas Ratna.
Dengan perhatian serius dari berbagai pihak, program beasiswa bagi peserta didik kurang mampu diharapkan mampu menekan angka putus sekolah dan memperkuat fondasi pendidikan dasar di Kabupaten Berau sebuah langkah konkret menuju Berau yang cerdas, berdaya saing, dan berkeadilan sosial.
Arifin/Adv












