banner 728x250

Kecelakaan Tambang di Berau, Foreman PT SBE Tewas Tertimbun Longsor di PIT 55 Utara

TANJUNG REDEB, BorneoPost – Tragedi maut kembali terjadi di sektor pertambangan batu bara Berau. Seorang karyawan PT Supra Bara Energi (SBE), Setyo Budi Utomo (43), tewas tertimbun material longsoran di area tambang PIT 55 Utara, Kampung Pegat Bukur, Kecamatan Sambaliung, Selasa (21/10/2025) siang.

Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 12.10 Wita, saat korban yang berprofesi sebagai foreman pompa tengah melakukan tugas rutin di lokasi. Tiba-tiba, material di tebing bagian Low Wall runtuh dan menimbun korban bersama peralatan kerja di sekitar titik kejadian.

Pengawas Ketenagakerjaan Disnakertrans Provinsi Kaltim Wilayah Berau, Saban, membenarkan insiden tersebut. Ia mengatakan laporan resmi diterima pada Rabu (22/10) pukul 14.56 Wita dari Kepala Teknik Tambang (KTT) PT SBE. Saat laporan diterima, korban masih dinyatakan hilang.

“Benar, kejadian itu di area tambang PT SBE. Setelah menerima laporan, kami langsung turun ke lapangan bersama tim gabungan. Hari ini (Kamis, 23/10), korban akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia,” ujar Saban, Kamis (23/10/2025).

Sementara itu, Kasi Humas Polres Berau, AKP Ngatijan, menjelaskan pencarian korban dilakukan intensif selama dua hari. Tim gabungan terdiri dari Polres Berau, Polsek Sambaliung, dan BPBD Berau, dengan dukungan penuh dari pihak perusahaan.

“Pencarian dimulai pagi hari dengan apel gabungan pukul 10.00 Wita. Setelah dilakukan penyisiran di sekitar lokasi longsor, korban ditemukan sekitar pukul 12.16 Wita dalam keadaan sudah tidak bernyawa,” terangnya.

Proses evakuasi berlangsung dramatis namun berjalan lancar. Jenazah langsung dievakuasi menggunakan kendaraan perusahaan menuju RSUD dr. Abdul Rivai Tanjung Redeb, dikawal petugas kepolisian dari Polsek Sambaliung.

“Korban kemudian diserahkan ke pihak rumah sakit untuk pemeriksaan medis sebelum diserahkan kepada keluarga,” tambah Ngatijan.

Tragedi ini kembali menyoroti rentannya keselamatan kerja di sektor pertambangan, terutama di wilayah Berau yang dikenal sebagai salah satu penghasil batu bara terbesar di Kalimantan Timur.

Pengawas Ketenagakerjaan menegaskan akan melakukan investigasi menyeluruh untuk memastikan penyebab pasti longsoran serta menilai kepatuhan perusahaan terhadap standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

“Setiap insiden harus menjadi evaluasi serius. Standar K3 harus diterapkan tanpa kompromi, apalagi di lingkungan kerja berisiko tinggi seperti tambang,” tegas Saban.

Hingga berita ini diturunkan, pihak PT SBE belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab pasti longsor dan langkah tindak lanjut pascakejadian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *