TANJUNG REDEB, BorneoPost – Ketua DPRD Kabupaten Berau, Dedy Okto Nooryanto, menilai program pembangunan di bawah kepemimpinan kepala daerah saat ini telah menunjukkan progres positif. Sejumlah program prioritas dinilainya mulai memberikan dampak nyata bagi masyarakat, khususnya di sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur pedesaan.
Menurut Dedy, alokasi anggaran pendidikan sudah sesuai dengan amanat undang-undang, yakni minimal 20 persen dari APBD. Ia menilai hal ini menjadi langkah penting dalam memperkuat kualitas pendidikan di Bumi Batiwakkal.
“Di bidang pendidikan, anggaran sudah dialokasikan sesuai aturan. Demikian pula sektor kesehatan dan infrastruktur, pembangunan jalan hingga ke kampung-kampung sudah mulai tampak hasilnya,” ujar Dedy kepada wartawan.
Meski begitu, ia mengingatkan agar konsistensi pelaksanaan program tetap dijaga. Menurutnya, masyarakat menunggu realisasi janji politik, bukan sekadar rencana di atas kertas.
“Anggaran boleh efisien, tapi janji kepada masyarakat harus ditepati. Kami di DPRD akan terus mengawal agar seluruh program benar-benar menyentuh kebutuhan warga,” tegasnya.
Selain mengevaluasi capaian pembangunan, Dedy juga menyoroti isu strategis terkait transisi ekonomi daerah. Ia menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan terhadap sektor pertambangan, dengan mendorong pengembangan sektor pertanian dan pariwisata.
Secara khusus, ia menyoroti komoditas kelapa sawit yang menjadi andalan Berau. Dedy menilai, pemerintah daerah perlu mempercepat hilirisasi dengan menghadirkan pabrik pengolahan sawit skala besar.
“Hilirisasi itu penting. Kita punya banyak kebun sawit, tapi belum ada pabrik besar yang bisa mengolah minimal 20 persen dari produksi daerah, padahal aturan sudah jelas. Pemerintah harus segera menangkap peluang ini,” jelasnya.
Sementara di sektor pariwisata, Dedy menilai Berau memiliki kekayaan alam luar biasa, terutama destinasi bahari yang sudah dikenal hingga mancanegara. Namun, ia mengakui daya tarik pariwisata Berau masih kalah pamor dibandingkan daerah lain seperti Bali atau Lombok.
“Potensi kita besar, tinggal bagaimana keseriusan pemerintah menggarapnya. Pariwisata dan pertanian bisa menjadi penopang ekonomi baru Berau di masa depan,” pungkasnya.