TANJUNG REDEB, BorneoPost – Ketua Komisi II DPRD Berau, Rudi P. Mangunsong menegaskan perlunya strategi besar dalam mengembangkan sektor pariwisata sebagai salah satu penopang Pendapatan Asli Daerah (PAD) di masa depan. Menurutnya, meski pemerintah daerah telah berupaya menghadirkan pelatihan, hal tersebut baru menyasar sebagian kecil dari kebutuhan nyata di lapangan.
“Pelatihan itu hanya menyentuh sebagian elemen, paling UMKM atau pengelolaan pariwisata. Padahal ada sepuluh elemen besar yang harus dibenahi,” ujarnya.
Rudi mengingatkan bahwa Berau telah memiliki peta jalan (roadmap) pengembangan pariwisata, bahkan saat ini terdapat 52 titik destinasi yang bisa dikembangkan. Namun, tanpa perencanaan jangka panjang yang jelas dan dukungan anggaran memadai, mimpi besar itu sulit diwujudkan.
“Kalau kita bicara lima atau sepuluh tahun ke depan, pertanyaannya adalah mimpi kita apa? Sementara anggaran untuk pariwisata hari ini masih sangat kecil. Jadi tidak mungkin pariwisata bisa maju kalau kita tidak membuka diri,” tegasnya.
Menurutnya, sektor pariwisata sejatinya adalah ruang untuk mendatangkan manfaat ekonomi bagi daerah dan masyarakat. Karena itu, dibutuhkan keterbukaan, bukan hanya dari sisi kebijakan, tetapi juga penerimaan masyarakat terhadap konsep pariwisata yang inklusif.
“Kita mengundang wisatawan ke Borneo tentu tujuannya mencari pemasukan. Tapi kalau kita masih menutup diri, sementara daerah lain sudah lebih terbuka, tentu kita akan tertinggal. Jangan hanya membuka diri untuk sektor galian tambang, tapi juga harus membuka diri pada sektor wisata,” pungkasnya.