Berau, BorneoPost — Pemerintah Kabupaten Berau tengah mengkaji opsi pembangunan sekolah menengah pertama (SMP) baru di wilayah pusat kota Tanjung Redeb. Langkah ini diambil sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi kelebihan daya tampung siswa yang terjadi setiap tahun ajaran baru, khususnya saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Wacana tersebut disampaikan Wakil Bupati Berau, Gamalis, usai meninjau langsung pelaksanaan PPDB Tahun Ajaran 2025/2026 di SMP Negeri 2 Tanjung Redeb, Kamis (18/7/2025). Dalam kunjungannya, ia menemukan fakta bahwa daya tampung sekolah tidak sebanding dengan jumlah siswa yang mendaftar.
“SMP 2 Tanjung Redeb hanya mampu menampung 256 siswa, namun saat ini ada tambahan sekitar 64 siswa dari limpahan SMP 1 dan SMP 3. Ini jadi catatan serius,” ujar Gamalis.
Menurutnya, kondisi tersebut mencerminkan bahwa kapasitas SMP di pusat kota sudah tidak mencukupi untuk menampung seluruh lulusan SD yang berasal dari wilayah zonasi setempat.
Kendati SMP Negeri 2 merupakan sekolah terdekat untuk warga Kelurahan Gunung Panjang dan Murjani, banyak calon siswa dari kedua wilayah tersebut tetap tidak memenuhi syarat zonasi karena jarak rumah ke sekolah melebihi batas 800 meter yang ditentukan dalam aturan.
“Dari sisi jarak sebenarnya dekat. Tapi karena lebih dari 800 meter, mereka otomatis tidak lolos zonasi,” jelas Gamalis.
Permasalahan semakin rumit karena secara fisik, SMP Negeri 2 tidak lagi memungkinkan untuk diperluas. Jumlah rombongan belajar sudah mencapai 28 kelas, yang merupakan batas maksimal berdasarkan kapasitas lahan dan ketentuan teknis pembangunan sekolah.
“Sudah tidak bisa ditambah lagi. Itu sudah batas maksimal, baik dari sisi lahan maupun struktur bangunan,” katanya.
Sebagai solusi, Pemkab Berau tengah menjajaki kemungkinan pembangunan SMP baru di pusat kota. Salah satu opsi lokasi yang dipertimbangkan adalah lahan milik Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) seluas sekitar satu hektare.
“Kami sudah mulai berkomunikasi dengan pihak Korpri. Harapannya, lahan tersebut bisa dimanfaatkan untuk pembangunan sekolah baru,” ujar Gamalis.
Ia menegaskan, pembangunan ini diprioritaskan pada jenjang SMP karena saat ini jumlah SD di wilayah kota sudah cukup banyak, namun tidak diimbangi dengan ketersediaan SMP yang memadai.
“Kami ingin memastikan semua anak di Berau bisa mendapatkan akses pendidikan yang layak dan merata, tanpa terkendala zonasi atau keterbatasan ruang belajar,” pungkasnya.