TANJUNG REDEB,Borneo Post – Kerap digunakan untuk pertemuan rapat, sehingga proses pengerjaan rehab gedung DPRD Berau khususnya ruang rapat paripurna yang masih berjalan 50 persen.
Sekretaris DPRD Berau, Abdurrahman mengatakan proses tersebut dinilai masih belum maksimal, proses rehab tersebut terhambat sebab ada beberapa acara yang telah diselenggarakan di Ruang Paripurna. Seperti Peringatan Hari Jadi Kabupaten Berau ke-70 hingga acara rapat paripurna.
Hal tersebut dikarenakan, keterbatasan ruang yang berkapaditas besar. Walau pengerjaan belum maksimal, ruang rapat paripurna dlterpaksa digunakan untuk beberapa acara.
“Kami paksakan tuang paripurna tetap dipakai untuk kegiatan paripurna, mengingat kami tidak memiliki ruangan yang memiliki kapasitas lebih besar,” ucapnya, senin (2/10/2023).
Dirinya mengakui, masih terdapat kebocoran yang masih memerlukan perbaikan, seperti plafon kantor yang masih belum selesai.
“Kalau pemasangan atap sudah selesai, tinggal melihat kalau ada yang bocor lagi,” ungkapnya.
Selain pemasangan atap dan perbaikan plafon pada gedung DPRD Berau, perbaikan WC pun menjadi terhambat akibat adanya kegiatan yang sering dilakukan di gedung tersebut.
“Sudah ditinjau dari kontraktornya dan DPUPR Berau datang mereka akan langsung memperbaiki setelah paripurna ini,” katanya.
Dirinya pun memastikan, setelah kegiatan sudah selesai, proses rehab langsung dikerjakan, sebab mengejar target pengerjaan hingga akhir tahun ini.
Selain itu, pihaknya berencana akan memasngkan videotron dibagian tengah di ruang rapat paripurna. Menurutnya, rehabilitasi gedung DPRD Berau akan selesai di tahun ini, lebih tepatnya selesai masa akhir tahun sesuai dengan masa pengerjaannya.
“Mulai dari videotron, atap, plafon, toilet termasuk pengecatan didalam gedung akan selesai pada tahun ini,” tandasnya.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Rehabilitasi Gedung DPRD Berau, Djumadi Yusuf, menjelaskan anggaran untuk rehab gedung DPRD sebesar Rp4,4 miliar.
Anggaran tersebut tidak hanya akan digunakan untuk memperbaiki atap yang bocor, tetapi juga untuk memperbaiki plafon, sejumlah kamar mandi, dan mengganti keramik hingga pemasangan videotron.
Dirinya menyebut, usia gedung DPRD Berau berkisar 20 tahun, namun belum pernah mengalami perbaikan menyeluruh sejak berdiri.
“Gedung DPRD Berau berbeda dari bangunan lainnya karena gedung tersebut memiliki atap yang cukup tinggi, sehingga faktor keselamatan menjadi prioritas utama,” tuturnya.
Dirinya berharap, dengan rehabilitasi ini, gedung DPRD akan menjadi lebih nyaman, dan yang paling penting, para pegawai di sekretariat DPRD tidak akan lagi mengalami kebocoran ketika musim hujan.
Selain itu, dengan jumlah anggaran yang diberikan Pemerintah Daerah sebesar Rp 4,4 miliar, dirasa tidak cukup untuk mengakomodir semua perbaikan. Sebab, gedung DPRD ini cukup besar, sehingga pihaknya akan memprioritaskan yang paling urgen, yaitu memperbaiki kebocoran atap.
Dirinya berharap bahwa proses rehabilitasi gedung DPRD Berau berjalan lancar dan tanpa kendala. “Semoga paada November 2023 nanti, proses serah terima dapat dilakukan,” pungkasnya. (PiN/ADV).