TANJUNG REDEB, Borneopost – Pemindahan lokasi jualan sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) ke eks workshop gedung BPBD, Jalan Pemuda, Tanjung Redeb, ternyata tidak sepenuhnya diterima para PKL. Salah satu alasannya lokasi berjualan saat ini cukup sempit dan tidak tersedia area parkir bagi pelanggan.
Menyikapi persoalan itu, DPRD Berau pun langsung mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pihak-pihak terkait termasuk perwakilan PKL, Kamis (6/4/2023)
Perwakilan PKL, Yosi, mengatakan bahwa para pedagang mengeluhkan lahan yang saat ini mereka gunakan berjualan sekarang sangat sempit.
“Lahan itu lebarnya kurang lebih hanya 10 meter. Sedangkan kami yang berjualan di situ ada 10 PKL, artinya satu PKL hanya dapat jatah 1 meter,” ungkapnya.
Dia menjelaskan bahwa tempat mereka mencari nafkah selalu berpindah-pindah. Awalnya, lahan yang mereka gunakan berada di Jalan SA Maulana dengan janji akan dijadikan Pusat Jajanan Sekitar (Pujasera). Namun kenyataannya, tempat itu saat ini digunakan untuk membangun Rumah Sehat Baznas.
Yosi mengaku menerima hal tersebut dengan bergeser ke area parkir Dermaga Sanggam sesuai permintaan bupati, dengan batas waktu dua bulan. Namun para pedagang telah dibiarkan berjualan di sana selama beberapa tahun.
“Namun, mengapa kami disuruh berhenti berjualan menjelang Ramadan dengan alasan lahan yang kami gunakan akan digunakan?” ujarnya.
“Kami ini berhenti jualan nyaris tiga minggu. Ini masalah kelangsungan hidup kami, kami tidak berjualan sehari saja sudah rugi. Kalau Pegawai Negeri Sipil (ASN) kan dapat gaji bulanan,” tambahnya.
Yosi berharap ada solusi sehingga para PKL dapat berjualan dengan tenang. “Jika kami kembali ke sekitar Dermaga Sanggam, kami berjanji akan membuat pusat kuliner di tempat tersebut,” harapnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Berau, Madri Pani meminta Diskoperindag Berau segera memberikan solusi tempat yang pantas bagi para PKL agar dapat berjualan seperti biasanya.
“Para pedagang merasa rugi karena pengunjung tidak tahu di mana harus pesan dan duduk. Kami khawatir hal ini memberikan ketidaknyamanan bagi PKL yang berada di tempat tersebut, karena memang lahan yang tersedia terbatas,” jelasnya
Bahkan Madri mengaku sependapat dengan keinginan para PKL agar dikembalikan berdagang di kawasan Dermaga Sanggam.
“Pelabuhan Sanggam itu kan bisa dijadikan pusat kuliner. Supaya tempat itu bisa kelihatan bagus. Ramah wisata. Bisa tempat berkunjung masyarakat,” jelasnya.
Ia menekankan jangan sampai Dermaga Sanggam jadi tempat kriminal karena suasananya sepi terutama malam hari. Seperti jadi lokasi anak-anak ngelem.
“Lebih bagus ditata jadi tempat kuliner agar masyarakat bisa menjalankan usahanya . Pelanggan mereka bisa kembali ke sana. Sambil menata pelayanan wisata juga menyelamatkan UMKM,” imbuhnya. (Ant/ADV)