TANJUNG REDEB, Borneopost – Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) bakal memulai proyek lanjutan revitalisasi jalan dan bangunan pelengkap jalan di wilayah Tanjung Redeb pada tahun anggaran 2025.
Melalui Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan, proyek ini dirancang menyasar sejumlah titik strategis, dengan total anggaran sebesar Rp 13,8 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Berau.
Kepala Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan DPUPR Berau, Junaidi, menjelaskan bahwa proyek meliputi penataan saluran dan trotoar di depan dan samping Kantor Dinas PUPR Berau, pembangunan saluran pracetak serta pelebaran jalan di Jalan Pulau Kakaban dan Pulau Semama, hingga perbaikan sistem drainase di Jalan Sultan Agung yang selama ini dikenal rawan genangan.
“Untuk pekerjaan di depan kantor kami, saluran terbuka akan ditutup dan difungsikan sebagai trotoar dengan guiding block serta pohon peneduh. Ini bagian dari penataan agar kawasan terlihat lebih rapi dan nyaman bagi pejalan kaki,” ungkap Junaidi kepada wartawan.
Meski demikian, DPUPR menemukan sejumlah hambatan di lapangan. Di antaranya, keberadaan baliho, spanduk, serta tanaman liar di bahu jalan depan Kantor DPUPR di Jalan Gatot Subroto yang dinilai mengganggu akses peralatan kerja.
“Kami mengimbau agar pemilik baliho dan pedagang di sisi Jalan Gatot Subroto serta Jalan Raja Alam segera membersihkan lokasi sebelum pengerjaan dimulai pada Selasa, 10 Juni 2025. Jika tidak, kami akan tertibkan sendiri,” tegas Junaidi.
Selain itu, sisi samping kantor yang saat ini dimanfaatkan oleh pedagang makanan juga menjadi fokus penataan. Kondisi saluran di area tersebut disebut sudah tidak berfungsi dengan baik dan akan segera dibenahi.
Sementara di Jalan Pulau Kakaban dan Pulau Semama, akan dilakukan pemasangan saluran pracetak beton, pelebaran jalan, serta pembangunan trotoar sepanjang 360 meter. Sedangkan di Jalan Sultan Agung, perbaikan difokuskan pada pembangunan saluran terbuka dan pemasangan gorong-gorong di titik cekungan pasca simpang Jalan Prapatan menuju TPA—lokasi yang kerap tergenang air saat musim hujan.
“Air sering melimpas ke badan jalan, sangat mengganggu pengguna. Ini menjadi prioritas kami dalam penanganan drainase,” lanjutnya.
DPUPR juga meminta dukungan dan pengertian dari masyarakat apabila dalam proses pengerjaan terjadi gangguan seperti kemacetan maupun suara bising dari alat berat.
“Kami berkomitmen menuntaskan pekerjaan sebaik mungkin. Harap dimaklumi jika selama pelaksanaan ada ketidaknyamanan,” tutup Junaidi.