banner 728x250

Subroto Dorong Pengembangan Kopi Liberika Talisayan, Minta Pemkab Berau Turun Tangan Dampingi Petani

TANJUNG REDEB, BorneoPost – Potensi kopi liberika dari Kampung Suka Murya dan Dumaring, Kecamatan Talisayan, mulai mencuri perhatian para pemangku kepentingan di Kabupaten Berau. Wakil Ketua I DPRD Berau, Subroto, menjadi salah satu yang menilai komoditas lokal tersebut memiliki prospek cerah untuk dikembangkan sebagai komoditas unggulan baru daerah.

Menurut Subroto, tren kopi liberika semakin menguat di pasar nasional, seiring meningkatnya minat konsumen terhadap varietas kopi unik dengan karakter rasa khas. Ia menyebut, kopi liberika dari Talisayan memiliki peluang besar untuk bersaing dan menjadi identitas baru produk perkebunan Berau.

“Kopi liberika kita punya ciri khas yang kuat. Potensi ini tidak boleh hanya dilihat sebagai komoditas biasa, tetapi harus dikembangkan serius hingga menjadi produk unggulan daerah,” ungkapnya.

Namun demikian, Subroto menilai upaya pengembangan kopi liberika di wilayah tersebut masih membutuhkan sentuhan kebijakan dan dukungan teknis yang lebih nyata. Karena itu, ia mendorong Dinas Perkebunan (Disbun) Berau untuk mengambil peran lebih besar dalam mendampingi para petani yang kini mulai menanam kopi liberika.

“Para petani di Talisayan sudah mulai bergerak menanam liberika. Tugas pemerintah daerah adalah hadir memberikan pendampingan, mulai dari teknik budidaya, pengolahan pascapanen, hingga pemasaran,” tegasnya.

Menurutnya, tanpa pembinaan serius dan program yang terstruktur, potensi besar komoditas ini bisa saja tidak maksimal. Padahal, jika dikelola dengan baik, kopi liberika tidak hanya dapat meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga memperluas peluang wisata kopi yang saat ini mulai digandrungi wisatawan.

Ia juga menambahkan, pemerintah bisa menggandeng perguruan tinggi, pelaku industri kopi, serta komunitas kopi nasional untuk melakukan pelatihan dan riset bersama. Langkah tersebut dinilai penting untuk memastikan kualitas dan keberlanjutan produksi kopi liberika di Berau.

“Jika kita ingin kopi liberika Berau dikenal luas, maka harus dimulai dari hulu hingga hilir. Bukan hanya menanam, tapi juga memastikan kualitas, branding, dan akses pasar berjalan seiring,” katanya.

Subroto berharap pengembangan kopi liberika dapat menjadi momentum kebangkitan sektor perkebunan rakyat di Berau, sekaligus membuka ruang ekonomi baru bagi masyarakat.

“Ini peluang besar yang harus kita jaga dan dorong bersama. Dengan strategi yang tepat, kopi liberika bisa menjadi kebanggaan baru Berau,” tandasnya.

Arifin/Adv

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *