TANJUNG REDEB,BORNEO POST – Merespon permasalahan susahnya sumber air bersih yang terjadi di kampung tabalar hulu dan sekitarnya untuk saat ini, Wakil ketua II Dprd Berau,Ahmad Rifai, ia menyarankan agar Menambah debit produksi air bersih yang ada di kampung berantai agar bisa turut mengaliri air bersih ke kampung tubaan dan tabalar hulu. Hal tersebut di katakan nya saat sedang memimpin Rapat Dengar Pendapat beberapa waktu lalu terkait solusi penanganan sumber air bersih di daerah tabalar hulu.
Ahmad Rifai mengatakan, Saat ini Pemeritah daerah telah menyiapkan Anggaran untuk perubahan murni 2023 sebesar 3,5 Triliun, sebagai Solusi untuk mengatasi permasalahn infrastruktur yang ada di kabupaten berau termasuk permasalahan-permasalahan yang di alami oleh masyarakat kampung saat ini.
“Harusnya di 3,5 triliun yang ada pemerintah daerah telah mempersiapkan rencana pengembangan kampung yang ada, kan kita juga sudah menggelar musrenbang beberapa waktu lalu, jadi permasalah disetiap kampung sudah jelas,”Tuturnya.
Selain itu ia juga menjelaskan, bahwasanya mengingat untuk kultur tanah antara kampung Berantai dan Tubaan tersebut sebenarnya lebih tinggi kampung berantai, dirinya ingin potensi tanah tinggi daerah tersebut bisa dimanfaatkan sebagai debit air di daerah sekitar termasuk sebagai sumber aliran menuju kampung Tabalar hulu dan sekitarnya.
“Dengan memperbesar debit Air di berantai agar bisa mengaliri air yang ada di tubaan, tabalar dan sekitarnya,”ucapnya.
Di tambahnya, mengingat permintaan kepalakampung setempat saat musrenbang yang di gelar beberapa waktu lalau juga harus di penuhi, bupati berau juga sempat mengatak akan memprioritaskan setiap usulan yang bersifat urgent di masyarakat.
“ jadi kampung berantai harusnya bisa dimaksimalkan debit Air nya, yaitu dengan kita upgrade lagi sampai bisa menjawab permemintaan kepala kampung tubaan dan Tabalar hulu,”Bebernya.
“Tapi ingat janggan sampai saat berantai kita upgrade tubaan juga di upgrade,”ujarnya.
Djelaskannya. Untuk berantai saja sebenarnya sudah cukup menjadi sumber air untuk daerah sekitarnya, jadi untuk solusi sementar alangkah lebih baiknya pihak PDAM dan DPUPR bisa lebih memfokuskan dalam pengembangan sumber air yang ada di daerah berantai tersebut.
“Intinya yang penting kebutuhan Air di daerah Tabalar hulu dan sekitarnya bisa secepatnya teratasi dulu,”pungkasnya.(PiN/ADV)
TANJUNG REDEB,BORNEO POST – Merespon permasalahan susahnya sumber air bersih yang terjadi di kampung tabalar huludan sekitarnya untuk saat ini, Wakil ketua II Dprd Berau,Ahmad Rifai menyarankan agar Menambah debit produksi air bersih yang ada di kampung berantai agar bisa turut mengaliri air bersih ke kampung tubaan dan tabalar hulu. Hal tersebut di katakan nya saat sedang memimpin Rapat Dengar Pendapat beberapa waktu lalu terkait solusi penanganan sumber air bersih di daerah tabalar hulu.
Ahmad Rifai mengatakan, Saat ini Pemeritah daerah telah menyiapkan Anggaran untuk perubahan murni 2023 sebesar 3,5 Triliun, sebagai Solusi untuk mengatasi permasalahn infrastruktur yang ada di kabupaten berau termasuk permasalahan-permasalahan yang di alami oleh masyarakat kampung saat ini.
“Harusnya di 3,5 triliun yang ada pemerintah daerah telah mempersiapkan rencana pengembangan kampung yang ada, kan kita juga sudah menggelar musrenbang beberapa waktu lalu, jadi permasalah disetiap kampung sudah jelas,”Tuturnya.
Selain itu ia juga menjelaskan, bahwasanya mengingat untuk kultur tanah antara kampung Berantai dan Tubaan tersebut sebenarnya lebih tinggi kampung berantai, dirinya ingin potensi tanah tinggi daerah tersebut bisa dimanfaatkan sebagai debit air di daerah sekitar termasuk sebagai sumber aliran menuju kampung Tabalar hulu dan sekitarnya.
“Dengan memperbesar debit Air di berantai agar bisa mengaliri air yang ada di tubaan, tabalar dan sekitarnya,”ucapnya.
Di tambahnya, mengingat permintaan kepalakampung setempat saat musrenbang yang di gelar beberapa waktu lalau juga harus di penuhi, bupati berau juga sempat mengatak akan memprioritaskan setiap usulan yang bersifat urgent di masyarakat.
“ jadi kampung berantai harusnya bisa dimaksimalkan debit Air nya, yaitu dengan kita upgrade lagi sampai bisa menjawab permemintaan kepala kampung tubaan dan Tabalar hulu,”Bebernya.
“Tapi ingat janggan sampai saat berantai kita upgrade tubaan juga di upgrade,”ujarnya.
Djelaskannya. Untuk berantai saja sebenarnya sudah cukup menjadi sumber air untuk daerah sekitarnya, jadi untuk solusi sementar alangkah lebih baiknya pihak PDAM dan DPUPR bisa lebih memfokuskan dalam pengembangan sumber air yang ada di daerah berantai tersebut.
“Intinya yang penting kebutuhan Air di daerah Tabalar hulu dan sekitarnya bisa secepatnya teratasi dulu,”pungkasnya.(PiN/ADV)