Waka I DPRD Berau Sebut Hingga Kini PAD Dari Sektor Pertambangan Capai 65 Persen

TANJUNG REDEB,Borneo Post – Saat ini Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Berau masih sangat bergantung pada sektor pertambangan. Yang mana sektor pertambangan menempati sekitar 65 persen dari total PAD saat ini.

Hal itu disampaikan, Wakil Ketua I DPRD Berau, Syarifatul Syadiah. Dirinya mengungkapkan selain sektor pertambangan, sektor perkebunan menempati sekitar 10 persen.

“Maka dari itu perlu menggali potensi perkebunan dan pertanian agar bisa mandiri dan tidak bergantung sepenuhnya pada sektor pertambangan,” ucapnya, selasa(12/9/2023).

Syarifatul menyampaikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau perlu mengatur pemanfaatan potensi disektor lain, seperti sektor perkebunan dan pertanian. 

“Kita mempunyai lahan yang luas di sektor perkebunan dan pertanian, jadi tidak perlu lagi membeli beras dari luar cukup konsumsi beras lokal saja,” tuturnya.

Maka dari itu, dirinya mendorong Pemkab Berau untuk memulai konsumsi lokal bagi seluruh ASN dan masyarakat Kabupaten Berau agar para petani lokal dapat diberdayakan. Sehingga para petani lokal tidak kebingungan untuk memasarkan hasil panennya.

“Itu memang harus diatur oleh pemerintah, sehingga tidak perlu mengimpor dari luar Berau dan produk lokal harus di maksimalkan,” jelasnya.

Selain itu, Syarifatul menjelaskan pemanfaatan potensi sektor pariwisata untuk meningkatkan PAD Berau masih sangat minim, sehingga perlu ditingkatkan. Karena Berau sebagai daerah yang memiliki potensi pariwisata terbesar di Provinsi Kalimantan Timur.

Untuk mendukung hal itu, perlu meningkatkan sarana dan prasarana untuk akses jalan ke wisata dan memiliki fasilitas yang bersih dan indah. Seperti sapta pesona agar bisa menarik para wisatawan lokal maupun luar daerah.

“Hal itu bisa menarik para wisatawan yang datang dan kembali kesini, membawa keluarga bahkan teman temannya agar mempunyai kenangan indah di Berau,” katanya.

Dirinya menyebut Pemkab Berau harus menggandeng seluruh stakeholder terkait disektor pariwisata seperti, perhotelan dan restoran dan alsita penerbangan.

Dirinya menerangkan permasalahan utama terkait kurang minatnya wisatawan luar datang ke Berau, karena harga tiket pesawat yang mahal. Sehingga Pemkab Berau harus mencari solusi untuk menormalkan harga tiket tersebut. 

“Hal ini yang menyebabkan wisatawan berfikir dua kali untuk datang ke berau. Oleh sebab itu, permasalahan ini harus menjadi bahan pemikiran Pemkab Berau untuk meningkatkan potensi sektor pariwisata,” ujarnya.

Syarifatul menyebut telah memanggil pihak penerbangan untuk mendatangkan pesawat berukuran besar agar harga tiket pesawat bisa turun dan relatif lebih murah.

“Akan tetapi sampai saat ini belum ditindaklanjuti dari pihak penerbangan. Mungkin perlu kami panggil kembali karena banyak masyarakat yang mengeluhkan,” imbuhnya.

Kemudian, dirinya menyebut sektor lain seperti badan promosi daerah harus berkolaborasi dibawah pariwisata untuk memajukan potensi pariwisata di Kabupaten Berau.

“Saya harap, potensi pariwisata di Kabupaten Berau dapat menjadi salah satu sumber terbesar dalam meningkatkan PAD Berau, karena Kabupaten Berau memiliki potensi yang luar biasa di sektor pariwisata,” pungkasnya. (PiN/ADV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *