Tanjung Redeb,BorneoPost- Terkait permasalahan lahan perkebunan warga kampung tumbit melayu yang berada di lokasi PT Berau coal belum ada pembayaran. Permasalahan yang sudah lama ini bahkan berlarut-larut belum ada kepastian kapan akan di bayar.
Rapat yang dipimpin langsung oleh wakil ketua II,Ahmad Rifai, mengatakan kalau sesuai dengan undangan rapat ada dua warga yang belum di bayar lahannya oleh PT Berau coal dengan luasan 3 hektar per orang.
Rapat yang dihadiri oleh beberapa anggota DPRD dari komisi 1 dan II, Camat Teluk Bayur, DLHK, BPK Tumbit melayu dan warga tumbit melayu. Selasa (9/5/23).
Pimpinan Rapat Ahmad Rifai mengatakan, bahwa pihak PT Beraucoal sepertinya tidak akan hadir karena permasalahan ini dianggap sudah pernah di bahas dan biasanya kalau PT Berau Coal tidak hadir biasanya ada surat balasan tapi ini tidak ada,”ujar Rifai.
Walaupun pihak PT Berau Coal dan Kepala kampung tidak hadir, pimpinan rapat wakil ketua II Ahmad Rifai melanjutkan Rapat Dengar Pendapat ini untuk menghargai tamu yang hadir. Kemudian pimpinan rapat mempersiapkan BPK dan warga untuk menyampaikan permasalahannya. (Fery/adv).
Bersambung….