BERAU, BorneoPost – Dari tangan terampil seorang ibu rumah tangga bernama Lismawati, lahirlah sebuah usaha kuliner rumahan yang kini dikenal dengan nama Lisma Rasa. Bermula dari sekadar inspirasi rekan kerja, Lismawati memberanikan diri membuka jalan baru di dunia usaha.
“Awalnya saya hanya ingin menambah ilmu dan pengalaman. Tapi lama-lama, saya merasa usaha ini punya peluang besar kalau ditekuni dengan sungguh-sungguh,” ucapnya sambil tersenyum.

Produk Lisma Rasa hadir dengan keunggulan yang sederhana namun bermakna: rasa gurih, renyah, harga terjangkau, serta dikemas rapi dan halal. Semua proses produksi masih dilakukan manual, tetapi justru itulah yang membuat rasanya tetap terjaga. “Ada kepuasan tersendiri ketika melihat hasil kerja tangan sendiri diapresiasi orang lain,” tambah Lismawati.
Meski berjalan di jalur UMKM, ia tak berhenti berinovasi. Lismawati selalu berusaha menciptakan varian baru agar produknya tidak sekadar ikut tren, tapi juga mampu bertahan dalam jangka panjang.
Tantangan tentu bukan hal ringan. Produksi manual, keterbatasan modal, hingga dampak pandemi pernah menghantam usahanya. Namun, ia memilih bertahan dengan cara sederhana: mencatat semua kebutuhan dan pengeluaran setiap hari agar keuangan tetap terkontrol.

“Kalau tidak disiplin, usaha kecil seperti ini mudah sekali goyah. Maka saya biasakan mencatat semua detail keuangan,” ungkapnya.
Dukungan dari Dinas Perindakop juga turut memberi semangat. Ia berharap pemerintah terus membuka akses pelatihan, bantuan alat, hingga peluang kemitraan agar UMKM seperti Lisma Rasa bisa semakin berdaya.
Harapan Lismawati sederhana namun penuh keyakinan: memperluas jangkauan pasar, memperkuat identitas merek, dan membangun kemitraan dengan UMKM lain di Berau. “Saya percaya, usaha kecil bisa tumbuh besar kalau dijalani dengan tekun, jujur, dan penuh inovasi,” tuturnya optimistis.
