Gunung tabur, Borneo Post – Museum Gunung Tabur yang merupakan ikon sejarah Kabupaten Berau kini tengah menjadi sorotan, setelah kondisinya dinilai memprihatinkan dan kurang mendapatkan perhatian dari pihak terkait.
Museum yang menyimpan beragam peninggalan sejarah dan budaya Kesultanan Gunung Tabur ini selama ini dikenal sebagai salah satu situs penting dalam pelestarian identitas daerah. Namun, sejumlah bagian dari bangunan dan fasilitas di dalam museum mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan dan kurangnya perawatan.
Ketua DPRD Berau, Dedy Okto Nooryanto, angkat bicara terkait kondisi tersebut. Ia menyayangkan kurangnya perhatian terhadap salah satu aset budaya penting di Bumi Batiwakkal itu.
“Museum Gunung Tabur merupakan bagian penting dari sejarah Berau. Ini bukan hanya tempat menyimpan benda-benda bersejarah, tetapi juga sarana edukasi bagi generasi muda. Sayangnya, kondisi saat ini menunjukkan kurangnya keseriusan dalam pelestariannya,” ujar Dedy saat ditemui usai melakukan kunjungan ke museum, Kamis (12/6/2025).
Dedy meminta pemerintah daerah melalui instansi terkait agar segera mengambil langkah konkret dalam melakukan perbaikan dan revitalisasi museum. Menurutnya, perawatan terhadap situs-situs sejarah harus menjadi prioritas, mengingat fungsinya sebagai identitas dan warisan budaya daerah.
“Kami dari DPRD akan mendorong agar anggaran untuk pemeliharaan dan pengembangan museum ini dapat dialokasikan secara optimal di APBD. Jangan sampai warisan sejarah ini terlupakan karena kelalaian kita,” tegasnya.
Ia juga mengajak masyarakat Berau untuk ikut peduli terhadap kelestarian nilai-nilai budaya dan sejarah daerah, termasuk menjaga keberadaan museum-museum yang ada.
Museum Gunung Tabur sendiri merupakan salah satu bangunan peninggalan Kesultanan Gunung Tabur yang menyimpan berbagai koleksi benda bersejarah, seperti senjata tradisional, naskah kuno, hingga peralatan kerajaan. Museum ini juga menjadi destinasi edukatif bagi pelajar dan wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam tentang sejarah Berau.
Kondisi memprihatinkan Museum Gunung Tabur ini diharapkan dapat menjadi momentum evaluasi bagi semua pihak dalam menjaga dan merawat warisan sejarah demi generasi mendatang.(Adv).