MAYAS, UMKM Berau yang Lestarikan Kue Tradisional Pagaddi Angka 8

TANJUNG REDEB, BorneoPost – Di tengah gempuran kuliner modern, seorang pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Berau, Dina Mariana, konsisten mengangkat cita rasa tradisional khas daerah. Lewat brand MAYAS, ia melestarikan sekaligus memperkenalkan kue khas Berau bernama Pagaddi Angka 8, kue manis gurih berbahan tepung beras dan gula aren dengan bentuk unik menyerupai angka delapan.

Dina menuturkan, usaha ini lahir dari pengalaman pribadinya pada 1997, saat dirinya berhenti bekerja sebagai staf honorer tata usaha. Berangkat dari kebiasaan keluarga yang turun-temurun membuat kue Pagaddi Angka 8, ia mulai menitipkan produknya di warung-warung kecil. Tak disangka, kue buatannya semakin dikenal setelah dibawa dalam pameran tingkat kecamatan hingga berbagai expo. Dari sinilah nama MAYAS muncul sebagai identitas produknya.

“Motivasi kami sederhana, ingin melestarikan dan memperkenalkan Pagaddi Angka 8 kepada masyarakat luas, baik lokal maupun internasional,” ujarnya, Selasa (23/9/2025).

Keunikan kue ini menjadi keunggulan tersendiri. Selain bentuk angka delapan yang khas, cita rasanya memadukan manis dan gurih dengan tetap mempertahankan resep asli. Dina menegaskan, proses produksi dilakukan tanpa mengurangi kualitas bahan baku.

Dalam hal pemasaran, MAYAS memanfaatkan berbagai saluran, mulai dari media sosial seperti Instagram, Facebook, hingga WhatsApp Business. Produk juga dipasarkan melalui swalayan, toko sembako, bandara, hingga rumah kemas binaan pemerintah daerah. “Kami juga sering memberikan sampel agar konsumen bisa langsung mencicipi,” tambah Dina.

Meski begitu, perjalanan usaha tidak selalu mulus. Kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan tenaga kerja karena proses produksi masih mengandalkan tenaga manual. Selain itu, pandemi sempat menekan penjualan akibat keterbatasan interaksi dengan pelanggan. Untuk mengatasinya, Dina menyiasati dengan menyisihkan keuntungan sebagai modal cadangan, menyetok bahan baku, dan memperpanjang waktu produksi ketika pesanan meningkat.

Beruntung, dukungan pemerintah hadir membantu UMKM seperti MAYAS agar bisa berkembang. Mulai dari fasilitasi izin edar dari Dinas Kesehatan, NIB dan sertifikat halal dari Dinas Koperasi dan Perindustrian, hingga kesempatan mengikuti bazar UMKM di berbagai event.

Ke depan, Dina berharap pemerintah terus memberi ruang bagi UMKM lokal agar semakin maju dan menjadi kekuatan ekonomi berbasis kearifan lokal. “Rencana kami adalah terus melestarikan warisan kuliner ini sekaligus menjadikannya oleh-oleh khas Berau yang bisa dibanggakan,” pungkasnya.

Exit mobile version