Meski Hasil Panen Sering Mengalami Penurunan, Distanak katakan Hasil itu sudah melampaui target

TANJUNG REDEB,Borneo Post – Dinas Pertanian Dan Pertenakan (Distanak) Berau mencatat dalam kurun beberapa tahun terakhir produksi padi yang berada di Kabupaten Berau sering mengalami naik turun hasil panen.

Kepala Bidang (Kabid) Pertanian Berau, Sulkifli mengatakan bahwa setiap tahunnya hasil panen padi yang ada di Kabupaten Berau tidak seterusnya stabil, bahkan jika si bandingkan hasil panen pada tahun 2021 dan 2022 mengalami penurunan hasil panen.

“Meski pada tahun 2021 dan 2022 mengalami penurunan yaitu pada tahun 2021 sebanyak 38,70 ton per hektare sedangkan pada tahun 2022 turun menjadi 33,90 toh per hektare,” Ujarnya saat di temui di ruang kerja, Rabu (26/7/2023).

Meski mengalami penurunan, ia mengatakan bahwa dari hasil berikut itu masih di atas batas target dari Distanak sendiri, jadi Meski mengalami penurunan masih bisa di toleransi.

“Walau mengalami penurunan, bahwa hasil panen tersebut masih di atas batas target dari Distanak, yaitu targetnya ialah 3,26 toh per hektarenya, jadi masih di maklumi,” tambahnya.

Sulkifli menambahkan, bahwa dari cacat Distanak sendiri sejak tahun 2019 hingga 2022, hasil panen padi di Kabupaten Berau memang tidak menentu, kadang naik kadang juga turun.

“ ini ada catatan kami sejak dari 2016 hingga 2022, yaitu pada tahun 2016 ada sebanyak 41,33 ton per hektare, 2017 yaitu turun menjadi 40,59 ton per hektare, 2018 kembali mengalami penurunan menjadi 32,54 toh per hektare, 2019 kembali turun menjadi 30,76 ton per hektare, 2020 turun kembali menjadi 30,70 ton per hektare, 2021 mengalami kenaikan menjadi 38,70 ton per hektare sedangkan di tahun 2022 kembali turun yaitu 33,90 ton per hektare data ini adalah data yang sudah di rilis oleh Badan Pusat Statistik(BPS) Berau, “ tambahnya.

Penurunan hasil panen ini penyebabnya ada beberapa faktor, seperti hama, ketersediaan pupuk, dan tenaga penyuluh yang terbatas

“Jadi hama itu seperti tikus, atau serangga yang biasa merusak padi, untuk pupuk sendiri memang saat ini jatah pupuk subsidi sangat terbatas, terlebih harga pupuk saat ini naik berkali-kali lipat itu yang menjadi kendala para petani kita,” tambahnya.

Walau demikian, Distanak selalu rutin melakukan pendampingan terhadap para petani yang ada di Kabupaten Berau ketika mengalami masalah dalam Pertanian.

“Kami selalu siap melakukan pendampingan terhadap pada petani yang ada, kami ada sebanyak 49 tenaga penyuluh Pertanian yang tersebar di beberapa kecamatan di kabupaten Berau, namun tenaga Penyuluh kita ini sangat membutuhkan regenerasi baru, karena yang ada saat ini sudah hampir memasuki usia pensiun,” tambahnya.

Ia menambahkan bahwa di Kabupaten Berau ini ada tiga kecamatan penghasil padi yang lumayan banyak, yaitu Kecamatan Tabalar, Teluk Bayur dan Gunung Tabur.

“Untuk penghasil padi terbanyak yaitu berada di Kecamatan Tabalar tepatnya berada di Kampung Buyung-Buyung, yang ke dua penghasil padi terbanyak itu berada di Kecamatan Teluk bayur tepatnya di Kampung Labanan Jaya, sedangkan untuk urutan ke tiga penghasil padi terbanyak itu masih berada di Kecamatan Tabalar yaitu di Kampung Semurut, sedangkan urutan penghasil padi terbanyak selanjutnya ada di Kecamatan Gunung Tabur yang berada di beberapa Kampung yaitu Kampung Tasuk, Kampung Merancang Ilir dan Kampung Melati Jaya, itu semua sentra penghasil padi terbanyak sesuai urusan yang kami catat, “ tutupnya. (PiN/ADV).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *