Pemerintah Kaltim Perkenalkan Maskot Resmi MTQ Nasional 2024: Anggah dan Anggi

SAMARINDA, Borneo Post– Menyambut perhelatan akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-30 yang akan diselenggarakan di Kalimantan Timur pada tahun 2024, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memperkenalkan maskot resmi acara tersebut dalam sebuah konferensi pers. Acara pengenalan maskot ini berlangsung di ruang Diskominfo Kaltim, Jalan Basuki Rahmad, pada Jumat (30/8/2024).

Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Sri Wahyuni, memperkenalkan dua maskot yang dinamai Anggah dan Anggi. Keduanya terinspirasi dari tanaman Anggrek Hitam (Coelogyne Pandurata L), flora endemik yang hanya tumbuh di Kersik Luai, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Anggrek Hitam terkenal dengan keunikan warna hijau daunnya dan lidah bunga yang berwarna hitam, yang juga menjadikannya maskot flora Provinsi Kalimantan Timur.

Sri Wahyuni menjelaskan bahwa maskot Anggah dan Anggi bukan sekadar simbol untuk MTQ, tetapi juga membawa makna filosofis yang mendalam. Anggrek Hitam, yang menjadi inspirasi maskot ini, melambangkan keindahan dan keanggunan, mengingatkan manusia bahwa Allah Sang Pencipta adalah sumber segala keindahan dan mencintai keindahan, sesuai dengan hadis “Innallaha Jamil Yuhibbul Jamal.”

“Keindahan Anggrek Hitam diharapkan dapat meningkatkan rasa kagum dan syukur kita kepada Sang Pencipta, sebagai salah satu ayat Kauniyah-Nya,” ujar Sri Wahyuni dalam sambutannya.

Selain keindahan estetisnya, Anggrek Hitam juga memiliki nilai praktis yang tinggi, dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai obat tradisional sejak zaman dahulu. Tanaman ini juga merupakan spesies langka yang dilindungi di bawah Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Liar Hewan dan Tumbuhan Langka (CITES) Appendix I dan II, mengingat ancaman kepunahan akibat penyusutan lahan hutan di wilayah Kalimantan Timur.

Dalam konteks pelestarian alam, Sri Wahyuni menegaskan pentingnya menjaga flora endemik seperti Anggrek Hitam. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang mengedepankan pelestarian alam dan keseimbangan ekosistem, seperti yang tercantum dalam Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 56. “Islam mengajarkan untuk tidak membuat kerusakan di muka bumi dan selalu menjaga keseimbangan alam,” tegasnya.

Pengenalan maskot ini diharapkan akan menambah semangat dan makna pelaksanaan MTQ Nasional ke-30 di Kalimantan Timur. Tidak hanya sebagai ajang lomba membaca Al-Qur’an, tetapi juga sebagai momentum untuk memperkenalkan kekayaan alam dan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh Kalimantan Timur kepada seluruh peserta dan masyarakat luas.

“Harapan kami, MTQ Nasional ke-30 ini tidak hanya menjadi kompetisi religius, tetapi juga sarana untuk memperkenalkan dan melestarikan kekayaan alam Kalimantan Timur,” tutup Sri Wahyuni. (Alexa/Rdk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *