Catatan Perjalanan Umrah Gelombang III PT PMB dan PT PASN Berau (8-Habis): Koper Over, Bakso Jadi Pengobat Rindu

Persoalan bagasi tak bisa membatasi. Daya tampung pesawat pun tak bisa mengatasi. Akhirnya sebagian koper jemaah harus tiba keesokan hari.

YUDHI PERDANA, Jeddah

USAI melaksanakan tawaf wada atau tawaf perpisahan, seluruh jemaah umrah gelombang III PT PMB dan PT PASN bersama Arminareka Perdana tidak diperkenankan lagi menunaikan ibadah di Masjidil Haram. Salat Subuh di hari kepulangan, harus dilaksanakan di kamar masing-masing.

Sejak dini hari, Selasa (14/3) lalu, seluruh jemaah sudah diminta mempersiapkan kopernya. Khususnya yang akan dibagasikan. Langsung disimpan di depan kamar masing-masing.

Semua tour leader dan muthawif pun harus bergadang. Mempersiapkan koper jemaah. Karena akan langsung akan dibawa ke lobi hotel, guna memudahkan pengangkutan menggunakan bus yang akan mengantar jemaah ke Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAIA), Jeddah. Sebab usai sarapan pagi di hotel, maka rombongan sudah dijadwalkan bertolak ke Jeddah.

Persoalan pun muncul ketika persiapan meninggalkan hotel. Koper-koper jemaah yang “beranak” tidak bisa tertampung seluruhnya di tiga bus yang disediakan. Mau tidak mau, koordinator tour leader Yuliana, harus merogoh koceknya lagi untuk menyewa satu bus tambahan, khusus untuk mengangkut kelebihan koper jemaah.

“Katanya sewa bus lagi, karena koper nggak muat,” ujar Hendra, jemaah asal Gunung Tabur dalam perjalanan menuju Jeddah.

Tapi bukan langsung menuju bandara. Sekitar pukul 11.00 waktu setempat, jemaah diajak ke salah satu pusat perbelanjaan di kota tersebut, sekaligus untuk menikmati kuliner khas Indonesia, bakso.

Bakso Mang Oedin, memang menjadi salah satu tempat persinggahan favorit jemaah haji dan umrah asal Indonesia. Untuk sedikit memanjakan lidah dengan menu khas Nusantara.

Bakso Mang Oedin memiliki cita rasa yang sangat identik dengan bakso di Tanah Air. “Sedikit mengobati kerinduan dengan makanan Indonesia,” ujar Jumadi, salah satu tour leader yang mendampingi jemaah.

Pilihan menu baksonya juga beragam. Ada bakso biasa, bakso mercon, bakso beranak, dan mi ayam bakso.

Pengelola warung bakso tersebut Diding Suwandi mengakui, pasar utama mereka memang jemaah haji dan umrah asal Indonesia. Namun banyak pula warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Arab Saudi kerap datang dan jadi langganan.

“Kebanyakan sebelum ke Bandara Jeddah mampir ke sini untuk makan bakso,” kata Diding.

Warung bakso yang berada di lingkungan pusat perbelanjaan itu, kembali memicu hasrat berbelanja sebagian jemaah. Persoalan koper yang sudah tak tertampung di dalam tiga bus pun tak dipusingkan.

“Cari-cari camilan, sambil tambah oleh-oleh sedikit,” terang salah satu jemaah.

Barang bawaan seluruh jemaah kembali bertambah ketika tiba di bandara. Karena masing-masing jemaah mendapat jatah 5 liter air zamzam, yang langsung masuk dalam barang yang dibagasikan. Makin bertumpuknya barang saat kepulangan, ternyata kembali berlanjut saat pengangkutan di bandara.

Karena tiket yang terhubung dari Jeddah hingga ke Berau, pihak maskapai Lion Air sudah memastikan barang bagasi seluruh jemaah sudah kelebihan kapasitas. Bukan saat penerbangan Jeddah-Jakarta atau Jakarta-Balikpapan yang menjadi rute penerbangan jemaah sebelum ke Berau. Tapi kepastian over bagasi baru terjadi ketika penerbangan dari Balikpapan-Berau. Karena pesawat yang akan digunakan untuk mengangkut jemaah ke Bumi Batiwakkal, hanya berjenis ATR 72.

Walau sudah menggunakan dua pesawat ATR 72 milik maskapai Wings Air, tetap saja barang bagasi jemaah tak bisa tertampung seluruhnya.

“Mau tidak mau, sebagian koper nanti ada yang tiba besoknya. Karena memang nggak muat sudah pesawatnya,” imbuh Tien, salah satu tour leader dari Arminareka.

JADI BAHAN KONTEN PILOT

Jadwal keberangkatan pada pukul 17.00 waktu setempat, harus tertunda sekitar 1 jam. Pesawat Airbus 330-900NEO dengan nomor penerbangan JT 83 yang diterbangkan Capt Herman Markus Wenas, baru take off sekitar pukul 18.00 waktu setempat.

Seperti biasa, satu per satu jemaah dipersilakan masuk garbarata yang sudah terhubung dengan pesawat. Beberapa pramugari yang semuanya berhijab, sudah melemparkan senyuman ramah untuk membantu jemaah menempati kursi dan merapikan barang bawaan di atas kabin.

Tak mau ketinggalan, sang pilot, Capt Herman Markus Wenas, dengan cekatan mengambil gambar menggunakan kamera video di ponselnya, sekaligus menyapa jemaah.

“Saya kasih masuk YouTube saya boleh,” izin sang pilot usai mengambil gambar para jemaah.

YouTuber dengan 289 ribu subscriber tersebut, memang rutin membuat konten-konten penerbangan umrah dari Indonesia-Jeddah maupun sebaliknya.

Para jemaah pun terhibur dengan proses pengambilan gambar yang dilakukan sang pilot, yang nantinya akan menjadi jejak digital untuk mengenang perjalanan penerbangan jemaah menuju Tanah Air.

Penerbangan Jeddah-Jakarta membutuhkan waktu sekitar 10 jam. Jemaah dijadwalkan tiba di Jakarta sekitar pukul 08.00 WIB, Rabu (15/3), yang langsung dilanjutkan dengan penerbangan Jakarta-Balikpapan dan Balikpapan-Berau di hari yang sama. (*)

Exit mobile version