Kutim Darurat Banjir: Husin Djufrie Minta Posko Terpadu dan Aksi Cepat Pemerintah

KUTIM, BorneoPost – Banjir besar kembali melanda Kabupaten Kutai Timur, merendam tujuh desa di Kecamatan Muara Wahau sejak Minggu (7/12/2025) dan meluas ke sejumlah kecamatan lain. Situasi ini memantik respons keras dari Anggota DPRD Kalimantan Timur, Husin Djufrie, yang menegaskan bahwa banjir di Kutim bukan lagi persoalan musiman, melainkan alarm krisis tata kelola lingkungan dan mitigasi bencana.

Menurut laporan awal, banjir dipicu luapan sungai yang tidak mampu menahan tingginya debit air, diperparah hujan deras yang terus mengguyur kawasan tersebut. Tujuh desa terdampak di Muara Wahau meliputi Muara Wahau, Nehas Liah Bing, Jak Luay, Long Wehea, Dabaq, Diaq Lay, dan Bea Nehas. Di Bea Nehas, air bahkan menutup akses utama desa dan menghambat mobilitas warga.

Bencana juga menjalar ke lima kecamatan lain Karangan, Kombeng, Telen, Bengalon, serta Muara Wahau sendiri menciptakan kondisi darurat yang membutuhkan penanganan lintas instansi.

Husin menegaskan pemerintah tidak boleh mengambil sikap menunggu.
“Ini tidak bisa lagi dianggap sebagai banjir tahunan. Respons harus cepat, terukur, dan terkoordinasi. Jangan sampai warga dibiarkan menunggu terlalu lama,” tegasnya.

Ia meminta Pemprov Kaltim segera mengerahkan bantuan logistik, tenaga, hingga alat berat jika diperlukan, sekaligus memastikan BPBD, Dinas Sosial, dan Dinas PUPR bergerak serentak di lapangan.

Husin juga menyoroti kerusakan lingkungan di daerah hulu yang diduga memperburuk kondisi sungai dan daerah tangkapan air. Menurutnya, lemahnya pengawasan terhadap tata ruang dan aktivitas ekstraktif menjadi salah satu akar masalah yang harus dievaluasi serius.

“Keselamatan warga tetap prioritas. Tetapi setelah itu, pemerintah harus meninjau ulang pengelolaan DAS, sistem drainase, dan kegiatan-kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan,” ujarnya.

Ia mendorong Pemkab Kutim membuka posko terpadu di seluruh wilayah terdampak agar distribusi bantuan, layanan kesehatan, dan pasokan air bersih dapat berjalan tanpa hambatan.

“Ini saatnya pemerintah hadir penuh. Tidak boleh ada desa yang terisolasi atau luput dari perhatian,” tutup Husin.

Jika Anda ingin judul berita atau versi lead yang lebih dramatis, tinggal beri tahu.

Exit mobile version