BERAU, BorneoPost – Dari sebuah perjalanan hidup pribadi yang penuh perjuangan, lahirlah sebuah usaha yang kini mampu mengharumkan nama daerah hingga ke kancah internasional. King Madu Borneo, brand madu asli hutan Kalimantan, menjadi salah satu UMKM lokal yang sukses membawa produk unggulan daerah menembus pasar dunia, diantaranya Washington, Hongkong, Malaysia dan Singapura.
Founder King Madu Borneo, Farida, menceritakan awal mula usahanya terjun ke dunia madu. Berangkat dari pengalaman pribadi yang sempat berjuang untuk mendapatkan keturunan karena penyakit PCOS, ia menjadikan madu hutan sebagai salah satu terapi. “Atas izin Allah, setelah tiga bulan rutin mengonsumsi madu hutan, saya diberikan keturunan,” tuturnya.
Dari pengalaman itu, ia menyadari betapa sulitnya mendapatkan madu asli di pasaran. Banyak beredar produk palsu berupa madu sintetis, oplosan, maupun campuran sirup. Hal tersebut kemudian menginspirasi Farida untuk mendirikan usaha yang fokus pada madu hutan murni Kalimantan dengan nama King Madu Borneo.
“Motivasi utama saya adalah ingin menghadirkan produk lokal bernilai tinggi, mudah diakses, sekaligus mengangkat nama Berau dan Kalimantan ke tingkat nasional bahkan internasional,” ujarnya.
King Madu Borneo menawarkan keunggulan berupa 100 persen madu hutan liar Kalimantan yang dikelola dengan kualitas premium. Produk ini sudah mengantongi izin edar, sertifikasi halal, uji laboratorium, hingga standar mutu ekspor.
Berbagai varian unik turut dihadirkan, seperti Black Honey, Yellow Honey, Trigona Honey, hingga inovasi produk Honey Black Garlic. Selain itu, perusahaan juga mengembangkan turunan produk madu lain seperti bee pollen dan kemasan modern yang praktis sesuai kebutuhan konsumen masa kini.
“Madu kami diambil langsung oleh petani lokal di hutan, melalui proses tradisional yang berisiko tinggi bagi pemanjat. Namun, semua tetap dijaga agar ramah lingkungan. Setelah itu, dilakukan penyaringan, pengemasan higienis, dan pengujian mutu di laboratorium. Saat ini kami juga sudah memiliki rumah kemas sendiri,” jelas Farida.
Dalam hal pemasaran, King Madu Borneo memadukan strategi offline dan online. Pemasaran offline dilakukan lewat pameran, bazar, hingga kemitraan dengan UMKM lain. Sedangkan secara online, mereka aktif memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook, TikTok, YouTube, hingga marketplace dan website resmi untuk memperluas jangkauan pasar.
Target pasar produk ini terbagi dua. Di dalam negeri, menyasar keluarga, generasi muda peduli kesehatan, dan konsumen yang mencari oleh-oleh khas Berau. Sementara di luar negeri, produk ini sudah menembus pasar Amerika, Asia, dan Timur Tengah dengan permintaan yang terus meningkat.
Meski telah menorehkan prestasi, perjalanan King Madu Borneo tidak lepas dari tantangan. Kendala terbesar adalah edukasi konsumen, fluktuasi bahan baku dari hutan, serta proses rumit memenuhi dokumen ekspor.
Untuk mengatasi hal tersebut, Farida aktif membangun jaringan dengan pemerintah, Pertamina, Bank Indonesia, hingga lembaga terkait lainnya. Selain itu, pembinaan kepada petani madu terus dilakukan agar panen bisa lebih berkelanjutan.
Uniknya, pandemi COVID-19 justru membawa berkah bagi usaha ini. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan membuat permintaan madu meningkat tajam. “Alhamdulillah, di masa pandemi justru penjualan semakin baik, karena masyarakat mencari produk alami untuk menjaga daya tahan tubuh,” ucapnya.
King Madu Borneo pun mendapat dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk Bank Indonesia, Pertamina, DPPKUKM Kaltim, Pemkab Berau, Diskoperindag, hingga Kementerian Perdagangan. Dukungan ini diberikan dalam bentuk pelatihan, fasilitasi promosi, hingga pembukaan jalur ekspor.
Melalui perusahaan yang kini berbadan hukum, PT King Borneo Mandiri, Farida memiliki rencana besar untuk pengembangan usaha. Ke depan, mereka berencana memperluas pasar ekspor, menambah varian produk turunan madu, hingga membangun pusat edukasi madu hutan Borneo.
“Kami ingin bukan hanya menjual madu, tapi juga memperkenalkan kekayaan alam Kalimantan kepada dunia. Harapan kami, pemerintah terus memperkuat ekosistem UMKM, mempermudah perizinan, serta membuka lebih banyak jalur ekspor bagi produk lokal,” pungkasnya.
King Madu Borneo menjadi bukti bahwa dengan ketekunan, inovasi, dan dukungan berbagai pihak, UMKM daerah mampu menembus pasar global. Dari hutan Borneo, manisnya madu asli kini bisa dinikmati hingga ke mancanegara.