BERAU – Tingginya biaya perlengkapan sekolah yang dikeluhkan para orang tua di awal tahun ajaran baru menuai perhatian dari kalangan legislatif. Anggota DPRD Berau, Thamrin, angkat bicara dan mengingatkan pihak sekolah agar tidak memanfaatkan momen masuk sekolah sebagai ajang mencari keuntungan.
“Sekolah bukan tempat untuk berbisnis. Jangan ada pihak yang memanfaatkan kebutuhan siswa untuk meraup keuntungan sepihak,” ujar Thamrin kepada awak media, Kamis, (24/7/2025).
Pernyataan tersebut muncul usai beredarnya daftar perlengkapan sekolah dari salah satu sekolah negeri di Berau yang nilainya mencapai Rp1.450.000. Daftar belanja tersebut menjadi viral di media sosial dan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat, terutama para orang tua murid yang mengeluhkan mahalnya biaya, padahal anak mereka bersekolah di institusi milik pemerintah.
Menanggapi hal tersebut, Thamrin menegaskan bahwa pihaknya tidak tinggal diam. Komisi I DPRD Berau, tempatnya bernaung, berencana memanggil Dinas Pendidikan setempat untuk meminta penjelasan terkait kebijakan tersebut.
“Kami ingin memastikan, apakah ini inisiatif oknum tertentu atau kebijakan resmi sekolah. Dinas Pendidikan harus bisa memberikan klarifikasi dan memastikan tidak ada praktik yang merugikan masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menyinggung soal program seragam sekolah gratis yang dikabarkan baru akan direalisasikan tahun depan. Selama program tersebut belum berlaku, Thamrin meminta sekolah tidak memaksakan pembelian seragam dengan harga yang tidak wajar.
“Kalau memang hanya bisa dibeli di sekolah, harganya harus masuk akal. Jangan dijadikan alat untuk mengambil keuntungan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Thamrin berharap ke depan dunia pendidikan di Berau bisa lebih berpihak kepada masyarakat. Ia menginginkan sekolah menjadi tempat yang ramah dan meringankan beban orang tua, bukan justru menjadi sumber tekanan finansial.
“Pendidikan harus inklusif dan tidak menjadi beban. Pemerintah dan sekolah wajib menjaga prinsip keadilan dan kemudahan bagi semua siswa,” tutupnya.