Supir Pengangkut Pasir di Berau Terimbas Setop Penjualan, Harapkan Solusi dari Pemerintah

TANJUNG REDEB, BorneoPost – Dampak penghentian sementara penjualan pasir di Kabupaten Berau mulai dirasakan langsung oleh para pekerja lapangan. Sandi, salah satu supir truk pengangkut pasir, mengaku kini kehilangan mata pencaharian utama yang selama ini menjadi andalan untuk menghidupi keluarganya.

Setiap hari, Sandi biasa mengantarkan pasir ke sejumlah proyek konstruksi di wilayah Berau. Namun, sejak asosiasi pekerja tambang pasir dan koral menghentikan aktivitas penjualan, roda penghasilannya seketika terhenti.

“Sekarang saya bingung harus cari uang dari mana. Biasanya saya bawa 2–3 ret pasir sehari, itu cukup untuk kebutuhan keluarga. Tapi sekarang benar-benar tidak ada pemasukan,” keluhnya saat ditemui di sekitar area penumpukan pasir, Rabu (30/7/2025).

Penghentian distribusi pasir ini buntut dari belum adanya tindak lanjut pemerintah daerah terkait perizinan tambang yang telah lama diupayakan oleh pelaku usaha dan asosiasi pekerja pasir. Akibatnya, aktivitas tambang dihentikan secara total sebagai bentuk protes.

Sandi pun berharap ada langkah konkret dari pemerintah agar kegiatan usaha bisa kembali berjalan, sehingga para pekerja seperti dirinya tidak terus terdampak secara ekonomi.

“Kami hanya ingin bisa bekerja lagi seperti biasa. Harapan saya, pemerintah bisa segera mencarikan solusi,” pungkasnya dengan nada penuh harap.

Exit mobile version