TANJUNG REDEB, BorneoPost – Sebanyak 56 siswa SD dari 29 sekolah di Kabupaten Berau mengikuti pelatihan sekaligus lomba menulis cerita fiksi yang digelar Dispusip Berau selama dua hari, 24–25 Juli 2025, sebagai bagian dari peringatan Bulan Kunjungan Perpustakaan.
Berbeda dari lomba menulis biasa, kegiatan ini mengedepankan aspek edukatif dengan menghadirkan sesi pelatihan di hari pertama. Para peserta dibekali teknik dasar menulis cerita fiksi sebelum diminta menghasilkan karya pada hari kedua.
“Kami tidak ingin anak-anak hanya berlomba, tapi juga belajar. Pelatihan ini penting agar mereka tahu bagaimana menyusun cerita yang baik dan menarik,” ujar Kepala Dispusip Berau, Yudha Budisantosa, saat ditemui di lokasi kegiatan.
Setiap sekolah mengirim dua hingga tiga siswa yang dinilai memiliki minat dan potensi dalam bidang literasi. Yudha menegaskan, tujuan utama kegiatan ini bukan semata-mata kompetisi, melainkan membangun budaya menulis sejak dini.
“Literasi selama ini lebih menekankan membaca. Kami ingin menyeimbangkan dengan keterampilan menulis, karena menulis adalah sarana anak-anak mengekspresikan ide dan imajinasi mereka,” tambahnya.
Lebih dari itu, Dispusip berencana membukukan karya-karya terbaik dari para peserta sebagai bentuk apresiasi dan dorongan nyata bagi anak-anak agar semakin percaya diri dengan tulisan mereka.
“Melihat karya sendiri dalam bentuk buku bisa menjadi motivasi luar biasa bagi anak-anak. Ini bukan hanya hadiah, tapi bentuk dukungan konkret terhadap proses kreatif mereka,” tutur Yudha.
Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya jangka panjang Dispusip Berau dalam mengubah paradigma literasi dari sekadar kewajiban akademik menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang menyenangkan.
“Kami ingin menanamkan bahwa membaca dan menulis itu bukan tugas, tapi kebiasaan dan bentuk ekspresi diri. Literasi harus hadir secara alami dalam keseharian anak-anak,” pungkasnya.
